.:::NEW INDONESIA:::.

Selasa, 01 September 2009

Indonesia Kenalkan Sate di Norwegia


Free Signature Generator

Free Signature Generator

London (ANTARA News) - KBRI Oslo melancarkan diplomasi kuliner dengan memperkenalkan sate pada Festival Makanan Internasional Lofoten yang pertama kali diselenggarakan di kota Svolvaer, Norwegia.

Festival yang berlangsung akhir pekan lalu itu diikuti berbagai produsen makanan lokal maupun internasional, ujar Sekretaris Tiga KBRI Oslo Febby Fahrani kepada Antara di London, Minggu.

Selain sate ayam, paviliun Indonesia juga menyajikan, sate kambing, lumpia, rempeyek, dan keripik pisang.

Selain memenuhi undangan dari walikota setempat, Indonesia menggunakan ajang itu untuk memperkenalkan sebagian jenis makanan tradisional Indonesia kepada masyarakat Lofoten dan Norwegia.

Selama festival, animo pengunjung untuk mendatangi paviliun Indonesia dan mencicipi makanan yang disajikan tergolong tinggi.

Para pengunjung sampai antri untuk mencicipi sate yang baru selesai dibakar dan mengundang keinginantahu pengunjung lainnya, sehingga antrian bertambah panjang.

Penggunaan anglo (tungku) tradisional dan kipas anyaman bambu untuk membakar sate juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang minta mengipas atau sekedar berfoto bersama di samping anglo. (*)

Senin, 15 Juni 2009

Propeller Bersirip, Tambah Kecepatan & Hemat Perawatan




SURABAYA - Dermaga Ujung, Perak, Rabu (10/6) pagi pekan lalu sedikit berbeda dengan biasanya. Puluhan anggota TNI-AL memadati salah satu sisi dermaga. Mata mereka tertuju ke satu titik di laut, sebuah kapal jenis landing craft vehicle and personnel (LCVP) yang tengah melaju cepat.

Kedatangan mereka memang untuk menyaksikan uji coba produk teknologi buatan anak negeri di bidang kapal perang. Yakni, penggunaan propeller bersirip yang dipasang di kapal pendaratan personel tersebut.

Ikut dalam uji coba itu beberapa pejabat TNI-AL. Di antaranya, Komandan Komando Pengembangan dan Pendidikan (Kobangdikal) TNI-AL Laksamana Muda TNI Sumartono dan Wakil Kepala Kobangdikal Brigjen TNI (Marinir) Arif Suherman.

Propeller atau baling-baling penggerak kapal itu ciptaan Kapten Bagus Arianto, anggota TNI-AL. ''Benar, hari ini saya diberi kesempatan mengadakan uji coba hasil tugas akhir kuliah saya yang menang kemarin (Mei lalu, Red),'' kata Kapten Bagus.

Dia menjelaskan, propeller adalah penggerak kapal yang biasa dipasang di bagian belakang bawah lambung kapal. Terbuat dari kuningan, tembaga, dan nikel. Fungsi utamanya sebagai alat penerus gaya dorong mesin kapal, yang menggunakan prinsip kerja dayung. ''Dayung itu bermacam-macam jenis dan ukurannya, disesuaikan dengan jenis dan ukuran kapal,'' katanya.

Menurut Bagus yang juga lulusan Politeknik Mesin ITS 1997 itu, propeller ciptaannya itu sebenarnya bukanlah barang yang benar-benar baru di dunia perkapalan. Yang membuat propeller tersebut berbeda dengan propeller biasa adalah penambahan teknologi sirip, mirip sirip ikan, di setiap baling-baling. ''Tambahkan bahan berbentuk mirip sirip ikan itu dapat menambah tenaga dayung kapal,'' katanya sambil menunjukkan contoh propeller ciptaannya.

Dengan propeller berisip tersebut, dipastikan kecepatan kapal bisa dioptimalkan. Dia mencontohkan kapal LCVP yang diuji coba itu. Dalam kondisi baru, kapal tersebut dapat melaju dengan kecepatan maksimal 12-13 knot. Namun, umumnya kapal sekoci perang itu buatan 1981, yang hanya mampu melaju dengan kecepatan 7-8 knot. ''Dengan mengganti baling-baling kapal tersebut (dengan propeller bersirip, Red), kapal pendarat pasukan itu dapat melaju dengan kecepatan 11 knot. Hampir menyamai kecepatan mesin baru,'' tuturnya.

Keberhasilan perwira 34 tahun itu mampu menghemat biaya perawatan kapal. ''Biaya perawatan kapal yang biasanya untuk mengganti mesin (dua mesin satu kapal, Red) seharga Rp 1,2 miliar dapat dihemat dengan cukup mengganti baling-baling seharga Rp 15 juta,'' katanya, lantas tersenyum.

Bagus menceritakan, ide membuat propeller bersirip itu berawal dari kegelisahannya melihat biaya operasional dan perawatan kapal perang milik TNI-AL yang minim.

Sebagai salah seorang atu anggota TNI-AL, perwira karir itu juga prihatin dengan kondisi kapal-kapal AL yang mayoritas sudah tidak lagi dalam kondisi seratus persen. ''Saya prihatin dengan keadaan mesin kapal yang sering saya tangani. Belum lagi jika harus mengganti mesin, pasti biayanya sangat besar,'' katanya.

Karena itu, pria yang bertugas sebagai kepala bagian mesin kapal itu ingin membuat produk yang mampu memacu kecepatan kapal, tanpa mengeluarkan biaya besar yang akan membebani anggaran negara.

Pria tegap itu mencoba mencari teknologi tersebut di internet. Memang, banyak teknologi yang bisa digunakan. Namun, umumnya memerlukan bahan baku dari luar negeri. ''Kalau begitu, kan sama saja kita bergantung kepada negara lain,'' ujar pria kelahiran Surabaya pada 1975 itu.

Akhirnya, dia menemukan teknologi terapan sederhana yang pernah dibuat dosen pembimbingnya di Poltek ITS. ''Ternyata teori teknologi propeller bersirip ini dulu pernah dicoba dosen saya. Jadi, mudah saya berkonsultasi dan mengembangkannya,'' katanya, lantas terenyum.

Karya tersebut digarap sebagai tugas akhir di Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL). Untuk menyelesaikan tugas itu, Bagus membutuhkan waktu sebulan. Mulai bikin maket hingga menjadi produk siap pakai. Dia menghabisklan dana Rp 15 juta. ''Itu belum termasuk biaya uji coba. Meski habis banyak, saya puas karena produk ini berhasil selesai dan berguna,'' ujarnya.

Bagian paling sulit selama penelitiannya membuat baling-baling itu ialah mencari kapal sebagai alat uji coba. ''Banyak orang yang menyangsikan temuan ini berhasil. Sebab, jika terjadi apa-apa pada kapal yang akan diuji coba, taruhannya jabatan saya,'' katanya, lantas tertawa.

Bagus tidak menyerah. Dia berhasil meyakinkan atasannya untuk melakukan uji coba pada kapal LCVP yang ukurannya tidak terlalu besar. Sebelum itu, dia telah melakukan uji coba pada kapal contoh kecil buatannya, juga pada software komputer. ''Mungkin gara-gara itu saya diizinkan,'' ucapnya.

Propeller bersirip tersebut juga disertakan dalam Lomba Karya Cipta Teknologi (LKCT) Hari Pendidikan Angkatan Laut (Hardikal) pada 12 Mei lalu. Hasilnya, Bagus tampil sebagai juara. Dia menyisihkan 94 peserta lomba yang terdiri atas 34 anggota TNI-Polri dan 60 peserta dari sipil yang kebanyakan mahasiswa.

Kini Kapten Bagus diberi tugas khusus untuk memproduksi secara masal hasil karyanya tersebut. Dimulai membuat enam propeller bersirip untuk kapal patroli cepat (PC) buatan PT PAL Indonesia. ''Alhamdulillah, saya dapat mandat baru untuk mengembangkan hasil karya ini, semoga berguna untuk negara,'' katanya.

Sumber : JAWAPOS

Free Signature Generator

Free Signature Generator

Sabtu, 30 Mei 2009

Indahnya Negeri Cendrawasih


Pemuda pemudi sekalian, negeri ini terlalalu besar untuk dilepaskan begitu saja dari kedaulatan RI. Terlalu indah dan kaya kalau di serahkan begitu saja pengelolaannya kepada pihak asing yang tak bertanggung jawab.
Betul kata Bung Karno dan Bang Rizal dari sabang sampai merauke bukan sekedar rangkaian 4 kata akan tetapi kesatuan politis georgafis dan admindstratif yang perlu kita perjuangkan, sejahterakan dan bangun bersama-sama.

Pajang sekali perjalanan 2 minggu ini, daratan papua memang tidak seperti pulau-pulau di indonesia pada umumnya. di papua langit terlihat begitu jernih dan biru di kelilingi awan-awan yang jelas dan dramatis. Di daratan ini cuaca sangat cepat berubah dari panas yang sangat terik tiba tiba menjadi dinggin dan hujan deras, wajar daya tahan penduduk di sini harus kuat. Ditambah hutan yang lebat di sana-sini menjadi sarang nyamuk anopheles hal ini membuat penyakit Malaria sudah umum dirasakan oleh penduduk di papua.
Ada banyak tempat yang bisa di kunjungi di Jayapura khusunya yaitu teluk Yotefa danau Sentani monumen Mc Arthur dan Tentunya perbatasan RI dan Papua New Ginea. Bahasa yang digunakan oleh orang PNG ialah english Fiji dan jarak tempuh jayapura PNG ialah sekitar 1 Jam 15 Menit dengan kecepatan 100-120 Km.

Jalanan menuju Perbatasan sangat rapih dan mulus tapi hati-hati kalo nabrak babi bisa panjang urusannya. Babi yang mati bakal di hitung putting susunya ada brap adan dikali 10 juta (Not make sense). Kontur tanah di jayapura ber gunung-gunung hingga jalanan di sini naik turun namun infrastruktur nya baik jalanan halus sekali dan semua fasilitas ada di sini. Di jayapura banyak seklai pantai yang masih perwan diantranya pantai Base G dan lain-lainnya. Di Papua semua angkot di bilang taxi jadi jangan aneh klo orang-orang ngobrolin pada naek taxi untuk pergi-pergi.


Lain halnya dengan Sorong haduh kota ini pantai dan lautnya cuantik puol.cuman boat untuk nyebrang ke raja ampat yang gak ketulungan mahalnya sekitar 4Juta bolak balik Carter hm….. lama nya sekitar 3-4 jam sabil loncat2 diatas ombak sumpah deh turun dari boat lutut gemeter saking lemesnya, perut sama isi nya kayak keluar semua. wajar wartawan TV 7 sampe ada yang tenggelem and meninggal dengan kecepatan boat yang tinggi badan boat yang ringan ombank yang gede kecelakaan emang rawan di sini.

Tapi semuanya kebayar air di laut nya jernih abis waranya biru long boat kita kayak melayang di atas air sungguh menakjubkan, lebih asik lagi nyebur and lirik –lirik karang di sini oke banget. Disni banyak pulau-pulau kecil yang indah ikan seliberan di bawah perahu hayah oks banget dah.


Sama kayak di jayapura di Sorong selain airnya yang jernih langitnya juga jernih and biru wah wah wah semuanya masih perawan and natural. Temans sekarang saya bru sadar kenapa NKRI adalah harga mati tidak boleh ada sejengkal tanah pun yang hilang. Tetap semangat pemuda pemudi Indonesia.

sumber:beritabaikdariindonesia
sumber asli: http://pemudapemudi.blogspot.com/

Jumat, 29 Mei 2009

Hebatnya Nenek Moyang Indonesia...Batik Pun punya unsur matematika!!

Batik tidak hanya kaya akan filosofi. Batik juga kaya akan penghitungan matematika. Tampaknya nenek moyang kita telah meninggalkan jejak matematika fractal pada kain batik Indonesia.

Adalah M Lukman, Yuri Hariadi alumnus ITB, dan Nancy Margried alumnus Universitas Padjadjaran Bandung membentuk Pixel People Project untuk melakukan penelitian itu.

Apa itu fractal? Fractal adalah salah satu cabang ilmu matematika yang mempelajari teknik perulangan.

Batik fractal adalah proyek awal Pixel Project. Nancy mengungkapkan ide munculnya batik fractal saat ia bersama Yun dan Luki (Lukman) membicarakan objek yang unik untuk dijadikan desain. Luki yang menjadi desainer senang menggambar objek unik. la sering menggambar robot atau tokoh komik dengan teori matematika fractal. Pada suatu ketika Nancy meminta agar Luki menggambar objek yang lebih organis seperti tumbuhan. Luki melukiskan gambar organik, yang kemudian tampak seperti batik.

Yun yang ahli matematika sepakat untuk meneliti kemungkinan batik-batik di Indonesia memiliki unsur matematika. Dari situ, mereka mulai mengumpulkan beragam motif batik untuk dianalisis dari sudut pandang matematika. Sebanyak 300 motif batik dianalisis. Mereka juga berkonsultasi dengan Achmad Haldani yang terkenal sebagai ahli batik tradisional di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB.

"Ternyata dari hasil penelitian itu setiap batik tradisional memiliki unsur matematika. Ketika diaplikasikan ke komputer dengan menggunakan rumusan matematika fractal, terdapat kesamaan," kata Nancy kepada Media Indonesia di Jakarta, akhir pekan lalu.

Dengan rumus matematika fractal itulah batik-batik tradisional itu bisa dikembangkan dan dimodifikasi. Mereka kemudian menyebut batik hasil modifikasi itu sebagai motif batik fractal.

Sekitar 300 batik yang tersebar di Indonesia telah diteliti lalu didesain ulang lewat komputer dengan menggunakan peranti lunak open source khusus, yaitu J-Batik.

Hasil riset komprehensif yang dikembangkan lewat analisis fractal, menurut Luki, bisa menjadi pembuktian sahih bahwa akar batik memang berasal dari Indonesia. "Pembuktian itu benar bahwa batik bukan dari negara lain, tapi dari Indonesia. Dengan riset itu pula bisa membantu prediksi terhadap perkembangan motif batik Indonesia di masa depan," jelas Luki.

Inovasi yang terbilang sebagai sebuah terobosan baru di Iridonesia itu sangat menggembirakan. Apalagi desain pertama mereka bisa dipamerkan dalam ajang konferensi internasional seni generatif di Milan, Italia, akhir 2007 lalu.
"Dan kami satu-satunya yang menampilkan warisan tradisional dalam pameran itu. Responsnya pun sangat bagus," imbuh Luki.

Apalagi saat ini desain-desain batik fractal mereka telah masuk ranah industri. Rumah Batik Komar di Bandung telah bekerja sama dengan Pixel dalam mengembangkan batik fractal itu. Menteri Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman pun menjadi salah satu pelanggan favorit batik fractal.

Nancy dan Luki menambahkan, setiap satu motif batik tradisional bisa didesain ulang dan dikembangkan menjadi ribuan motif baru. Namun, ada pula kendalanya di lapangan. "Tidak semua perusahaan alat batik bisa menciptakan alat batik yang cukup rumit. Jadi kalau motifnya mau dikembangkan lebih rumit lagi, takutnya malah tidak bisa dicetak," kata Nancy yang menjadi kepala bisnis dalam perusahaan mereka.

Keterbatasan itu membuat Luki selaku pencipta desain akan menciptakan desain lebih sederhana.

(Media Indonesia, 7 Agustus 2008/Humasristek)
sumber :beritabaikdariindonesia

make me fresh