Selasa, 06 Januari 2009


Oleh Alumni Akademi Desain Komunikasi Visual
Salam kreatif,
Dalam upaya menyikapi fenomena budaya lokal yang terjadi saat ini, yang cenderung mulai tersingkirkan/terlupakan oleh generasi penerusnya sendiri yaitu generasi muda. Hal ini tercermin dari banyaknya kalangan generasi muda saat ini sangat merasa membosankan bila mulai bersinggungan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan Budaya. Ironisnya lagi generasi muda saat ini lebih mencintai budaya-budaya yang bukan bersumber dari kebudayaannya sendiri.

Sebagaimana yang telah terjadi saat ini, mengenai pengakuan budaya lokal oleh pihak asing. Adalah satu dari sekian banyak dampak akibat tindak-tanduk kita yang tidak dapat menjaga dan melestarikannya. Dalam hal ini kebudayaan Batik adalah salah satu dari sekian banyak fenomena yang menarik untuk diangkat sebagai tolak ukur atau medium yang akan menjadi sumber inspirasi utama kegiatan ini. Keyakinan kita bahwa kebudayaan Batik adalah khasanah budaya bangsa yaitu ada sejak terlahirnya kita di bumi pertiwi ini, sampai akhirnya diuji oleh keserakahan globalisasi yang dapat merengut keberadaannya dimasa datang.

Kami sepakat bahwa terlahirnya budaya Batik dahulu itu semata-mata didasari atas kebutuhan fungsionalnya saja, yaitu sebatas untuk memenuhi kebutuhan sandang. Kemudian sampai dengan unsur kreatifitas mulai diterapkan didalamnya, hingga pada akhirnya Batik memiliki nilai seni dan syarat dengan muatan estetika yang tinggi seperti yang telah kita kenal hingga saat ini. Sebagai bagian dari masyarakat yang cinta akan kebudayaan para leluhurnya sudah seharusnya mulai sadar apa tindakan kita agar budaya batik tetap digemari dan memasyarakat dikalangan kita sendiri. Dan sebagai insan kreatif yang tinggal dan besar dari nilai-nilai budaya tersebut sudah sepatutnya mulai menyikapinya secara bijaksana dan dapat diiikuti dengan suatu tindakan nyata yang inovatif serta dapat meramunya secara kreatif. Dengan harapan batik dapat terus hadir sebagai sebuah trend untuk semua kalangan, khususnya generasi muda.

Atas dasar prinsip kampanye dalam beriklan, mungkin kita memiliki pemikiran yang tidak jauh berbeda untuk pelestarian budaya Batik ini. Salah satu cara untuk tercapainya keinginan tersebut adalah dengan selalu membenamkan terus-menerus muatan batik secara visual dalam benak setiap individu dikehidupannya sehari-hari. Dari pemikiran ini diharapan keberadaan batik nantinya bisa menjadi semacam sebuah Lifestyle dalam menjalani aktifitas kita sehari-hari.
Bayangkan bila kita terbangun dipagi hari dan dapat menemui langsung unsur-unsur yang memiliki muatan batik. Contohnya, bukan suatu hal yang tidak mungkin bila sikat gigi yang setiap hari kita gunakan handle-nya dilapisi dengan ornamen Batik, walaupun jenis bahan yang digunakan tetap dari plastik. Pasti akan menjadi sesuatu yang unik dan menarik tentunya. Dan masih banyak lagi pilihan benda maupun produk disekeliling kita yang bisa dijadikan “mainan” kreatifitas kita dalam ber-Batikria (Batikaholic).

Mungkin ada yang beranggapan, ide dan keinginan semacam ini adalah mustahil untuk diterapkan sebagai bagian dalam pemasaran produk yang real dan diproduksi masal. Tetapi justru cara seperti inilah yang nantinya dapat membendung eksistensi Batik tekstil mancanegara yang notabene akan tetap menjadi pembahasan dan perdebatan yang hangat dimasa datang. Dengan strategi ini, diharapkan akan mendapatkan point lebih atas keberagaman item produk batik yang kita miliki, dibanding hanya mengandalkan satu item produk batik saja (tekstil).

Mungkin perlu digaris bawahi sekali lagi bahwa kegiatan pameran ini nantinya bukan semata-mata mengedepankan produk batik tekstil sebagai sesuatu yang harus diselamatkan, walaupun dalam kerangka kedepannya memang seperti itu tujuan utamanya, tetapi harapannya adalah bagaimana kita dapat menumbuhkembangkan kecintaan kita terhadap batik secara visual. Demikianlah sedikit gambaran tentang lingkup ide dan tema dari kegiatan pameran ini. Semoga kehadiran kegiatan ini dapat menjadikannya sebagai suatu pencerahan terhadap kebudayaan lokal kita dimasa depan.

sumber:http://visualclinique-emptyspace.blogspot.com