Jumat, 19 September 2008

Bursa Indonesia Terbaik Ketiga Sedunia

Kamis, 28 Desember 2006 | 18:47 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) mencatat kinerja pertumbuhan tertinggi nomer tiga sedunia, di bawah China dan Rusia.

Dilihat dari pertumbuhan bursa se Asia Pasifik, indeks juga menempati urutan ke tiga. Posisi Indonesia setelah bursa Shanghai dan Shenzhen.
Pada penutupan perdagangan akhir tahun, bursa pun kembali memecahkan rekor di posisi 1805,523 poin.
"Rekor yang terus baru menandakan indikator kepercayaan kepada ekonomi secara keseluruhan," kata Menteri Keuangan, Sri Mulyani dalam sambutan penutupan perdagangan, Jakarta (28/12).
Sri mengingatkan, agar kenaikan ini perlu diimbangi dengan kewaspadaan berupa peningkatan kinerja regulator.

Peringkat ketiga di dunia dan Asia Pasifik, dihitung dari kinerja bursa pada sehari sebelum penutupan akhir tahun atau pada perdagangan pada 27 Desember 2006 ketika indeks ditutup pada posisi 1803,264 atau menguat 640,724 poin (55,1 persen) dibandingkan posisi awal tahun 2006 pada level 1162,64.

Selain penilaian kinerja pertumbuhan bursa, pasar modal Indonesia mendapatkan apresiasi dalam perlindungan investor minoritas dari World Economic Forum di Davos, Swiss. Pasar modal Indonesia memperoleh posisi ke 9 dari 125 bursa di dunia. Poin yang diperoleh sebesar 5,7 dari angka 7 sebagai poin tertinggi. Penilaian berdasarkan aturan pasar modal Indonesia yang dinilai memberikan perlindungan pada investor minoritas, diantaranya aturan dalam transaksi materiil.

Pertumbuhan bursa yang pesat, dilihat dari nilai kapitalisasi pasar, yang mencapai Rp 1.246 triliun atau mengalami peningkatan 55,56 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 801 triliun.
Total nilai transaksi saham di BEJ sampai dengan 27/12 mencapai Rp 443,0 triliun atau meningkat 9,11 persen dibandingkan total transaksi tahun 2005 sebesar Rp 406 triliun. Transaksi harian bursa pun meningkat 10,18 persen dari Rp 1,67 triliun per hari di tahun 2005 menjadi Rp 1,84 triliun per hari.

Investor asing masih mendominasi kepemilikan saham sebanyak 73 persen dengan nilai aset saham sebanyak Rp 515,824 triliun. Sisanya dimiliki investor lokal sebanyak 27 persen dengan nilai aset Rp 187,537 triliun. Sementara itu, investor lokal mendominasi kepemilikan obligasi sebanyak 95 persen dengan nilai Rp 60,437 triliun. Kepemilikan investor asing sebanyak 5 persen memiliki aset obligasi dengan nilai Rp 3,285 triliun

Menurut Ketua Bapepam, Fuad Rahmany, prioritas tahun 2007, otoritas pasar modal akan memprioritaskan pada penegakan hukum. Penegakan hukum ini penting untuk menjaga kredibilitas dan kepercayaan pasar. "Kami akan memperbaiki aturan, penindakan dan pengembangan kapasitas regulator," kata Fuad.

http://www.tempointeraktif.com/hg/ek...-90185,id.html