Senin, 15 September 2008

TNI AL - DETASEMEN JALA MENGKARA

TNI AL - DETASEMEN JALA MENGKARA

Detasemen Jala Mengkara sebenarnya adalah detasemen dengan personel gabungan antara Taifib Marinir dan Kopaska. namun secara komando pembinaan detasemen ini berada dalam komando Korps Marinir. Berdiri tahun 1982, terinsipirasi dari berbagai pembajakan laut di selat Malaka maka KSAL memandang diperlukan pasukan khusus laut (PASUSLA) dalam lingkungan TNI AL. Gagasan ini disetujui Panglima TNI. Maka dibentuklah pasukan dengan nama Jala Mengkara yang setingkat detasemen. Pendidikan pasukan ini terbilang “gabungan” antara ilmu Kopaska dan Taifib. Anggota Taifib dan Kopaska yang diseleksi detasemen khusus ini diseleksi sangat ketat. Terutama tentang kesehatan, renang, para, penyelaman tempur, anti teror, pengetahuan militer terutama senjata api dan peledak serta psikologi. Calon anggota Den Jaka di didik dengan program yang dikenal dengan nama PTAL (Penanggulangan Teror Aspek Laut) selama 6 bulan. Dengan diadakan penyempurnaan tahun 1997, maka resmilah Pasusla bernama Detasemen Jala Mengkara. PTAL dibagi dalam 4 tahap yaitu : 7 hari tahap prabakti (orientasi) disini siswa bagai siswa “bau kencur” dipelonco bersama rekan dari Kopaska untuk menerima indoktrinasi dan penyamaan persepsi tentang Naval Special Warfare dari senior mereka. Selanjutnya adalah teori di kelas selama 90 hari, praktik dari teori di kelas selama 65 hari dan tahap konsolidasi (berganda) selama 3 hari atau lebih. Setelah lulus dari tahap akhir maka personel baru berhak memakai brevet anti teror TNI AL dan brevet lainnya yang didapat di PTAL juga baret baru berlambang brevet anti teror Denjaka yang berwarna merah maroon. Komposisi pasukan Den Jaka “mirip” dengan komposisi satuan 81 Gultor di Kopassus TNI AD. Mereka terbagi dari tim penyerang, bantuan tehnis, peralata dan tim pelatih. Anggota Denjaka menguasai ilmu juri dengan ilmu semacam tenaga dalam untuk bertempur dalam keadaan terjepit dan dengan persenjataan minim. Kemanapun mereka pergi betempur selalu dilengkapi dengan Pistol SIG Sauer P-226, MP 5, Pistol mitraliur UZI serta senapan runduk SG kaliber 5, 56 mm, peralatan selam tempur, terjun payung, NVG, alat navigasi dan perahu karet. Keberhasilan di NAD yang cukup membuat petinggi TNI tercengang adalah mengungkap kasus penculikan Dan Satgas Recong Sakti XI Mayor (Mar) Edianto Abbas dan anggota KODIM 0103 Serda Syarifuddin. Tim yang hanya 3 orang itu “menerobos” kantong GAM dengan penyamaran yang mengagumkan untuk mengantongi info dan data intelijen. Den Jaka diturunkan pada operasi pemulihan keamanan sebagai elemen intai tempur TNI bersama Ton Tai Pur dan Kopassus Grup III. Mereka memberikan data intelijen yang berkategori “A1” sehingga sangat menunjang keberhasilan operasi pasukan TNI.
Saat ini komposisi pasukan Den Jaka terdiri dari 1 detasemen markas, 1 tim tehnis, dan 3 tim tempur yang dinamai Alpha, Bravo dan Charlie. Mereka bermarkas di Bhumi Marinir Cilandak. Den Jaka juga sering berlatih dengan Detasemen sejenis seperti Gultor dan Bravo. Mereka berlatih dengan US NAVY Seals untuk mendapat ilmu tempur baru seputar penanggulangan teror terutama aspek laut.