Jumat, 19 September 2008

Robot Bawah Air BPPT Tunggu Sertifikat

Jumat, 22 Agustus 2008 | 17:12 WIB

JAKARTA, JUMAT- Robot bawah air BPPT kini tinggal menunggu sertifikat untuk bisa dimanfaatkan bagi misi pengamatan, pencarian, sekaligus pengambilan obyek di dasar laut. "Ini masih prototipe, sudah diuji coba di Pelabuhan Ratu dan sedang menunggu disertifikasi," kata Kepala Bidang Matra Laut Pusat Teknologi Industri Hankam BPPT Adrian Zulkifli di sela-sela Pameran Teknologi BPPT 2008 yang digelar dalam rangka HUT ke-30 BPPT, Jumat (22/8).

"Kendaraan benam air nir-awak yang dinamakan Tiram itu mampu mencapai kedalaman 300 meter ke bawah dasar laut, yang bisa digunakan misalnya untuk mengambil black box pesawat udara yang jatuh ke dasar laut atau harta karun di dalam kapal karam," ujarnya.

Tiram berdimensi 1,2m X 80cm X 80cm dengan berat 130 kg dan kecepatan 4 knots itu dijalankan menggunakan genset. Misinya juga bisa untuk mengetahui kondisi bawah air karena juga dilengkapi kamera dan lampu yang terhubung dengan unit kontrol permukaan yang dihubungkan dengan layar monitor melalui kabel penghubung.

Dalam pameran tersebut juga dipajang kendaraan benam air nir-awak bernama Sotong berdimensi 4,4 m X 75 cm X 80cm dengan berat 300 kg yang bisa melayang di air sampai kedalaman 100 meter dengan kecepatan 4 knots.

Jika Tiram digerakkan dengan alat kendali jarak jauh, Sotong merupakan alat dengan misi surveilance dan monitoring tanpa kabel yang berjalan dalam lintasan-lintasan yang diprogram dan bergerak dalam radius sampai 4 mil dengan menggunakan baterai.

Sotong ini juga dikendalikan oleh unit pengendali permukaan melalui layar monitor komputer yang memberi perintah untuk mendekati obyek-obyek tertentu. "Sotong bekerja memberi gambaran mengenai kondisi permukaan dasar laut dengan side scan sonar (berdasarkan gelombang akustik/suara -red)," katanya.

Jika terjadi sesuatu di bawah laut, Sotong dikirim lebih dulu untuk mencari dan memberi informasi posisi dan koordinat suatu obyek yang dicurigai. Jika objek yang dicari di dasar laut itu sudah diketahui, maka diturunkan Tiram untuk meraba dan mengambil obyek tersebut, ujar Adrian.

"Teknologi kendaraan benam air ini sekarang sudah dikuasai sehingga untuk ke depan bisa diciptakan lagi peralatan dengan misi yang lebih luas lagi. Kalau selalu membeli dari luar negeri kita tak akan pernah tahu teknologinya," katanya.

MSH

http://tekno.kompas.com/read/xml/200...ggu.sertifikat