BI: RI Aman dari Imbas Stagflasi AS
INILAH.COM, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Boediono mengatakan kondisi perekonomian Indonesia masih cukup bagus dan jauh dari pengaruh ancaman stagflasi yang terjadi di Amerika Serikat.
"Kita sebenarnya tidak menghadapi resesi, dalam arti pertumbuhan ekonomi kita itu cukup bagus. Dan di balik itu, agregat permintaan juga meningkat cukup baik. Kredit (perbankan) nya baik," kata Boediono di Jakarta, Jumat (8/8).
Ia mencontohkan bahwa permintaan sepeda motor dan semen masih cukup kuat.
"Pengeluaran pemerintah nantinya juga akan semakin memberikan stimulus dan ekspor kita masih bagus. Artinya, kita tidak mengalami gonjang-ganjing sektor keuangan, masalah kemerosotan pertumbuhan ekonomi juga tidak, satu hal yang kita alami adalah mengendalikan inflasi supaya tidak mengenai kepada mereka yang tidak berpendapatan tetap," kata Boediono.
Menurut Boediono, stagflasi (pertumbuhan ekonomi yang stagnan diiringi inflasi yang tinggi) yang dialami AS terjadi karena kemerosotan pertumbuhan ekonomi, inflasi yang meningkat dan sektor keuangan yang mengalami guncangan.
"Ini semacam krisis di sektor keuangan. Dan ketiganya terjadi di Amerika Serikat. Kita syukur sampai sekarang dan moga-moga juga ke depan, tidak menghadapi masalah krisis sektor keuangan," katanya.
Untuk mengendalikan inflasi, Boediono mengatakan BI mencoba membawa inflasi pada tahun depan ke level 6,5% - 7,5% dengan berbagai instrumen moneter yang dimilikinya seperti BI rate, pengelolaan cadangan devisa dan kebijakan Operasi Pasar Terbuka (OPT) lainnya.
"Dan yang penting lagi kebijakan sisi suplai untuk memperlancar arus barang dan sebagainya. Itu sangat penting untuk membawa inflasi ke bawah. Sangat penting untuk membawa inflasi ke bawah karena dampaknya pada mereka yang kurang mampu," katanya.
Boediono mengharapkan dengan kenaikan BI rate dari 8,75% menjadi 9% pada Selasa lalu, laju inflasi diharapkan dalam waktu dua bulan ini bisa turun.
"Kita harapkan inflasi mulai melewati puncaknya. Biasanya kalau ada kebijakan BBM, itu ada penyesuaian harga di berbagai bidang, tetapi setelah satu sampai tiga bulan biasanya pengaruhnya sudah mulai turun. Kita harapkan, kita tunggu hasil dari BPS untuk inflasi Agustus," ujarnya.[*/L2]
http://inilah.com/berita/2008/08/08/...-stagflasi-as/
INILAH.COM, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Boediono mengatakan kondisi perekonomian Indonesia masih cukup bagus dan jauh dari pengaruh ancaman stagflasi yang terjadi di Amerika Serikat.
"Kita sebenarnya tidak menghadapi resesi, dalam arti pertumbuhan ekonomi kita itu cukup bagus. Dan di balik itu, agregat permintaan juga meningkat cukup baik. Kredit (perbankan) nya baik," kata Boediono di Jakarta, Jumat (8/8).
Ia mencontohkan bahwa permintaan sepeda motor dan semen masih cukup kuat.
"Pengeluaran pemerintah nantinya juga akan semakin memberikan stimulus dan ekspor kita masih bagus. Artinya, kita tidak mengalami gonjang-ganjing sektor keuangan, masalah kemerosotan pertumbuhan ekonomi juga tidak, satu hal yang kita alami adalah mengendalikan inflasi supaya tidak mengenai kepada mereka yang tidak berpendapatan tetap," kata Boediono.
Menurut Boediono, stagflasi (pertumbuhan ekonomi yang stagnan diiringi inflasi yang tinggi) yang dialami AS terjadi karena kemerosotan pertumbuhan ekonomi, inflasi yang meningkat dan sektor keuangan yang mengalami guncangan.
"Ini semacam krisis di sektor keuangan. Dan ketiganya terjadi di Amerika Serikat. Kita syukur sampai sekarang dan moga-moga juga ke depan, tidak menghadapi masalah krisis sektor keuangan," katanya.
Untuk mengendalikan inflasi, Boediono mengatakan BI mencoba membawa inflasi pada tahun depan ke level 6,5% - 7,5% dengan berbagai instrumen moneter yang dimilikinya seperti BI rate, pengelolaan cadangan devisa dan kebijakan Operasi Pasar Terbuka (OPT) lainnya.
"Dan yang penting lagi kebijakan sisi suplai untuk memperlancar arus barang dan sebagainya. Itu sangat penting untuk membawa inflasi ke bawah. Sangat penting untuk membawa inflasi ke bawah karena dampaknya pada mereka yang kurang mampu," katanya.
Boediono mengharapkan dengan kenaikan BI rate dari 8,75% menjadi 9% pada Selasa lalu, laju inflasi diharapkan dalam waktu dua bulan ini bisa turun.
"Kita harapkan inflasi mulai melewati puncaknya. Biasanya kalau ada kebijakan BBM, itu ada penyesuaian harga di berbagai bidang, tetapi setelah satu sampai tiga bulan biasanya pengaruhnya sudah mulai turun. Kita harapkan, kita tunggu hasil dari BPS untuk inflasi Agustus," ujarnya.[*/L2]
http://inilah.com/berita/2008/08/08/...-stagflasi-as/