Presiden Madagaskar: Kami Butuh 200 Ahli Padi Indonesia
Jumat, 06/06/2008 03:59 WIB
Eddi Santosa - detikFinance
Roma - Madagaskar mengharapkan Indonesia dapat membagi pengetahuan dan keunggulannya di bidang budidaya tanaman padi yang mereka nilai sangat mengesankan.
Hal itu disampaikan presiden Madagaskar Ravalomanana hari ini (5/6/2008) saat mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Pertanian Anton Apriyantono di sela-sela acara KTT tentang Ketahanan Pangan di Roma.
Pertemuan dengan Presiden Ravalomanana ini sebelumnya didahului pertemuan Mentan Anton dengan Menteri Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Madagaskar Panja Ramanoelina, Atase Pertanian KBRI Roma Erizal Sodikin kepada detikfinance menuturkan malam ini atau Jumat (6/6/2008) WIB.
Presiden Ravalomanana mengatakan bahwa dalam lawatannya ke Jepang sebelum ke KTT ini, pihaknya telah meminta Jepang untuk membantu Madagaskar dalam peningkatan sektor pertaniannya. Pihak Jepang menyatakan siap, namun menyarankan untuk melibatkan Indonesia melalui kerjasama Selatan-Selatan dengan menggandeng FAO sebagai pihak pengelola dana.
Mentan Anton, yang dalam pertemuan tersebut didampingi Staf Ahli Menteri bidang Kerjasama Luarnegeri, Attani Roma, Staf Khusus Mentan bidang Ekonomi Pertanian, dan Sek III Multilateral KBRI Roma, menyatakan bahwa Indonesia menyambut dengan baik keinginan Madagaskar ini.
Menurut Anton, dengan pengalaman dan kemampuan Indonesia dalam sektor pertanian khususnya produksi padi, Indonesia siap mengirimkan tenaga ahli sejumlah yang dibutuhkan, bahkan juga petani unggul Indonesia untuk membagi pengetahuan dan keahliannya, sehingga SDM pertanian padi Madagaskar dapat meningkat.
Dikatakan, bahwa Indonesia sudah punya pengalaman dalam kerjasama Selatan-Selatan ini sejak tahun 1996 bersama Tanzania dan Zambia dengan pembentukan Pusat Penelitian di kedua negara tersebut.
Untuk itu Anton menyarankan agar Madagaskar dapat melakukan hal yang sama dengan membuat pusat penelitian dengan menjadikan Indonesia sebagai pihak yang menyediakan tenaga ahli dan juga kurikulum, termasuk saprodi dan peralatan.
Presiden Ravalomanana dalam tanggapannya mengharapkan agar kerjasama melalui pola kerjasama Selatan-Selatan ini dapat ditindaklanjuti, serta dapat direalisasikan segera, sehingga momentum dari KTT Keamanan Pangan ini tidak hilang begitu saja.
Mentan Anton Apriyantono sepakat dengan hal ini dan dalam waktu yang tidak terlalu lama akan dilakukan pembicaraan lebih lanjut mengenai permintaan Madagaskar tersebut.
http://www.detikfinance.com/index.ph...1354/idkanal/4
Eddi Santosa - detikFinance
Roma - Madagaskar mengharapkan Indonesia dapat membagi pengetahuan dan keunggulannya di bidang budidaya tanaman padi yang mereka nilai sangat mengesankan.
Hal itu disampaikan presiden Madagaskar Ravalomanana hari ini (5/6/2008) saat mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Pertanian Anton Apriyantono di sela-sela acara KTT tentang Ketahanan Pangan di Roma.
Pertemuan dengan Presiden Ravalomanana ini sebelumnya didahului pertemuan Mentan Anton dengan Menteri Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Madagaskar Panja Ramanoelina, Atase Pertanian KBRI Roma Erizal Sodikin kepada detikfinance menuturkan malam ini atau Jumat (6/6/2008) WIB.
Presiden Ravalomanana mengatakan bahwa dalam lawatannya ke Jepang sebelum ke KTT ini, pihaknya telah meminta Jepang untuk membantu Madagaskar dalam peningkatan sektor pertaniannya. Pihak Jepang menyatakan siap, namun menyarankan untuk melibatkan Indonesia melalui kerjasama Selatan-Selatan dengan menggandeng FAO sebagai pihak pengelola dana.
Mentan Anton, yang dalam pertemuan tersebut didampingi Staf Ahli Menteri bidang Kerjasama Luarnegeri, Attani Roma, Staf Khusus Mentan bidang Ekonomi Pertanian, dan Sek III Multilateral KBRI Roma, menyatakan bahwa Indonesia menyambut dengan baik keinginan Madagaskar ini.
Menurut Anton, dengan pengalaman dan kemampuan Indonesia dalam sektor pertanian khususnya produksi padi, Indonesia siap mengirimkan tenaga ahli sejumlah yang dibutuhkan, bahkan juga petani unggul Indonesia untuk membagi pengetahuan dan keahliannya, sehingga SDM pertanian padi Madagaskar dapat meningkat.
Dikatakan, bahwa Indonesia sudah punya pengalaman dalam kerjasama Selatan-Selatan ini sejak tahun 1996 bersama Tanzania dan Zambia dengan pembentukan Pusat Penelitian di kedua negara tersebut.
Untuk itu Anton menyarankan agar Madagaskar dapat melakukan hal yang sama dengan membuat pusat penelitian dengan menjadikan Indonesia sebagai pihak yang menyediakan tenaga ahli dan juga kurikulum, termasuk saprodi dan peralatan.
Presiden Ravalomanana dalam tanggapannya mengharapkan agar kerjasama melalui pola kerjasama Selatan-Selatan ini dapat ditindaklanjuti, serta dapat direalisasikan segera, sehingga momentum dari KTT Keamanan Pangan ini tidak hilang begitu saja.
Mentan Anton Apriyantono sepakat dengan hal ini dan dalam waktu yang tidak terlalu lama akan dilakukan pembicaraan lebih lanjut mengenai permintaan Madagaskar tersebut.
http://www.detikfinance.com/index.ph...1354/idkanal/4