Selasa, 26 Agustus 2008

PAL serahkan 1 kapal kargo Turki



SURABAYA: PT PAL Indonesia (Persero) merampungkan pembuatan satu unit kapal kargo jenis double skin bulk carrier (DSBC) berbobot 50.000 dead weight ton (DWT) pesanan perusahaan pelayaran dari Turki, sebagai bagian dari tiga unit kapal serupa dengan total harga US$87 juta.

Sementara fasilitas pabrikasi BUMN industri galangan itu telah fully booked hingga 2012, menyusul besarnya volume order kapal dari pasar internasional. Diantaranya tahun ini dijadwalkan penyerahan 10 unit kapal.

Dirut PT PAL Indonesia Harsusanto, mengatakan kebutuhan kapal DSBC berbobot 50.000 DWT di pasar internasional sangat besar seiring keberhasilan PAL dalam menguasai teknologi pembuatan kapal kargo sejak akhir 1990-an.

Menurut dia, PAL sejauh ini telah merampungkan enam unit kapal DSBC 50.000 DWT pesanan perusahaan pelayaran di Hongkong dan Jerman. Sementara kini terdapat tujuh unit lagi dalam proses penyelesaian, masingmasing dua unit pesanan Jerman dan dua unit memenuhi Turki serta tiga unit untuk Italia.

"Kapal DSBC 50.000 DWT terbaru yang kami rampungkan adalah pesanan Turki dan akan diserahkan pada Selasa [hari ini, 19 Agustus]. Proses produksi kapal seharga US$29 juta ini dalam jangka dua tahun dan merupakan produk unggulan kami," ujarnya, akhir pekan lalu.

Kapal kargo pesanan Turki itu diberi nama MV Saturnus dan penyerahannya akan dihadiri Menteri BUMN Sofyan Djalil. PAL telah menetapkan branding produk kapal DSBC 50.000 DWT dengan julukan Star 50.

Harsusanto menambahkan kepercayaan para pengguna kapal dari sejumlah negara Eropa pada PAL dimanfaatkan melalui peningkatan daya saing terhadap industri galangan mancanegara, diantaranya peningkatan efisiensi dan ketepatan waktu penyerahan kapal/delivery time.

Minim dukungan perbankan

Aspek kualitas dan harga, kata Harsusanto, juga menjadi pertimbangan utama bagi para pemesan kapal, sehingga PAL diarahkan menghasilkan produk lebih murah dibanding buatan galangan mancanegara. "Masalahnya, perbankan dalam negeri belum memberi dukungan dana sesuai kebutuhan, meskipun beberapa bank mulai mengucurkan kredit." Menurut dia, industri galangan nasional perlu dukungan nyata dari aspek keuangan dan keringanan perpajakan, agar sektor industri itu bisa meningkatkan daya saing di pasar internasional. (k22) (surabaya@bisnis.co.id)

http://www.bisnis.com/servlet/page?_...&inw_id=620613