Selasa, 26 Agustus 2008

Horeee, Jonggol Bakal "Hidup Lagi"!

JAKARTA, SENIN- Jonggol, sebuah desa di Kabupaten Bogor dulu pernah disebut-sebut bakal menjadi pusat pemerintahan Indonesia, mengagntikan Jakarta. Rencana itu menguap begitu saja. Sekarang, nama Jonggol bersama sebuah tempat di sekitar Purwakarta kembali disebut-sebut.

Adalah Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menyampaikan kabar baru itu. Katanya, salah satu investor asal Dubai yang bergerak di bidang real estat, Emaar, menyatakan minatnya untuk membangun kota satelit di Ibukota Jakarta. Dana yang disiapkan miliaran dollar AS. Lokasi yang bakal dilirik di antaranya kawasan Jonggol dan kawasan menjelang Purwakarta, Jawa Barat.

Wakil Presiden Presiden Muhammad Jusuf Kalla menyetujui dan mendukung rencana tersebut. Bahkan, investor tersebut diminta kembali lagi dengan timnya untuk mengajukan konsep dan rancangan pembangunan yang akan diusulkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Hal itu disampaikan Utusan Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk negara-negara di kawasan Timur Tengah, Alwi Shihab menjawab pers, seusai diterima Wapres Kalla di Istana Wapres, Jakarta, Senin (14/7). Alwi datang ditemani sejumlah pengusaha Dubai di antaranya investor Emaar.

"Mereka akan berinvestasi miliaran dollar AS untuk menyiapkan sejumlah proyek di antaranya kota satelit dan gedung setinggi 90 lantai yang diharapkan menjadi gedung tertinggi di kawasan negara-negara Asean," ujar Alwi, seraya menyebutkan dua proyek lain, yaitu kawasan pengembangan agro industri di Fakfak, Provinsi Papua, serta pembangunan pembangkit listrik.

Menurut Alwi, kawasan Jonggol merupakan kawasan yang dulu pernah akan dikembangkan oleh almarhum Presiden Soeharto ketika masih berkuasa. Kalau memang diberi kesempatan, Dubai mau mewujudkan kawasan yang dulu pernah direncanakan menjadi kota satelit. "Namun, kalau kawasan menjelang Purwakarta juga masih akan dipastikan bisa atau tidaknya dikembangkan," tambah Alwi.

Alwi mengaku, "Pak Wapres meminta saya mengawal bersama staf Wapres gagasan investor Emaar tersebut. Pak Wapres minta agar jangan sampai mereka kecewa dengan keinginan yang gagal dilaksanakan karena ketidakjelasan investasi di Indonesia."

Pencakar langit

Namun, tambah Alwi, jika memang secara teknis dan aspek-aspek lainnya kawasan itu tidak bisa dikembangkan sebagai kota satelit baru di Jakarta, investor Dubai menyatakan sanggup menanggung risiko dananya yang sudah dikeluarkan untuk studi kelayakan meskipun mungkin saja tidak terlaksana.

Emaar tercatat sebagai salah satu investor Dubai yang kini tengah membangun kawasan pantai di Lombok Selatan, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang akan dijadikan seperti kawasan Pantai Nusa Dua di Pulau Bali. Kawasan yang tengah dikembangkan mencapai 1.200 hektare atau dua kalinya kawasan Nusa Dua Bali, dengan nilai investasi mencapai Rp 2 triliun lebih.

Adapun mengenai rencana pembangunan gedung pencakar langit di Ibukota Jakarta, Alwi mengatakan Wapres Kalla mempersilakan Emaar untuk mencari lahan yang bisa dimanfaatkan. Ada enam bakal lokasi yang pernah dilihat, namun masalahnya di Jakarta itu sulit mencari lahan seluas 7 hektar. Jadi, masih dicari lokasi yang tepat, lanjut Alwi.

Catatan Kompas.com, sindikat bank di Dubai juga pernah disebut-sebut bakal memodali pembangunan infrastruktur transportasi monorel di Jakarta. Akan tetapi sampai saat ini belum ada kejelasan bagaimana kelanjutan proyek yang pernah menjadi kebanggaan Gubenur DKI (waktu itu) Sutiyoso itu.

http://www.kompas.com/read/xml/2008/...kal.hidup.lagi